Social Icons

Karakter Ajaran Agama Islam

        Karakter Ajaran Agama Islam merupakan landasan peradaban Islam, terdiri dari dua landasan yakni landasan Filosofi dan landasan Tasawuf.
1. Landasan Filosofi
      Menurut Ridwan Lubis terdapat tiga landasan filosofi yang membentuk karakter ajaran Islam yaitu keadilan (al ‘adalah), persamaan (al musawah) dan persaudaraan (al muakhkhoh).
       Pertama, prinsip keadilan (al-’adalah) Adil adalah keseimbangan yang terdapat pada diri seseorang yaitu antara hak dan kewajiban. Orang yang terlalu menonjolkan hak berarti ia akan bersikap egois, otoriter, tidak suka menerima pendapat dari orang lain. Pola berpikir yang demikian tidak sejalan dengan tuntutan demokratis yang menjadi kebutuhan dalamn tata pergaulan sosial. Sebaliknya orang yang hanya memikirkan kewajiban juga menjadi pribadi yang tidak seimbang karena Ia melupakan bahwa dirinya, keluarganya mempunyai hak kepada dirinya.
     Kedua, prinsip persamaan derajat (al musawah) adalah sikap seseorang yang memandang bahwa dirinya adalah sejajar dengan orang lain. Memang ada perbedaan di antara manusia akan tetapi perbedaan itu tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dengan yang lain. Sikap al musawah sangat diperlukan dalam pekerjaan keilmuan karena dengan demikian ia tidak memutlakkan kebenaran sebuah pendapat karena betapapun kuatnya argument sebuah pemikiran akan tetapi kebenarannya selalu bersifat relatif tergantung kepada ruang dan waktu. Pada diri setiap manusia terdapat dua pilihan status yaitu status karena ikatan primordial (ascribed status) yang diperoleh melalui asal usul keturunan, warna kulit, suku bangsa.
Status yang demikian tidak mungkin diubah karena ia merupakan hasil dari perkembangan urutan biologis. Oleh karena itu, status yang dihasilkan melalui keturunan ini tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengukur sebuah prestasi. Dalam pandangan Islam, tidak terdapat perbedaan ketakwaan seseorang karena disebabkan perbedaan asal usul sebagaimana makna bunyi hadisnya: itidak ada perbedaan keutamaan antara orang arab dengan orang ‘ajam kecuali karena takwanya. Status kedua adalah diperoleh karena kemampuan dan usaha sendiri (achieved status). Hal ini tentunya bersumber dari keungulan ilmu yang dimiliki seseorang sehingga ia memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain. Hal ini akan membuka peluang terjadinya kompetisi berlomba-lomba kepada kebaikan (fastabiqul khairat). Keunggulan suatu bangsa bukan hanya ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya (comparative advantages) akan tetapi ditentukan oleh kemampuannya dalam persaingan (competitive advantages).Demikian juga keunggulan umat Islam sehingga menghasilkan kejayaan peradaban selama lebih kurang tujuh ratus tahun adalah akibat dari kemampuan mereka untuk mengembangkan status yang dihasilkan tersebut.
     Ketiga, prinsip persaudaraan (al muakhkoh) adalah merupakan karakter ajaran Islam yang selalu memperbanyak saudara di muka bumi karena kedatangan Islam adalah sebagai rahmat bagi sekalian alam. Dengan prinsip seperti itu, maka lahirlah ilmuwan muslim yang justru berasal dari keturunan bukan arab (mawali) yang menghasilkan karya-karya yang tidak hanya merupakan terjemahan dari kahzanah filsafat Yunani akan tetapi adalah merupakan hasil penggalian sendiri dengan mempertemukan ayat-ayat Quran dengan ayat-ayat kauniyat. Islam memandang umat manusia adalah bersaudara dengan melakukan klasifikasi sebagai berikut. Saudara seagama (ukhuwah islamiyah) karena dipertemukan oleh kesamaan iman dan ibadah, kemudian saudara sesame warga yang dipersatukan oleh ikatan territorial (ukhuwah wathoniyah) dan saudara sesama umat manusia (ukhuwah basyariyah). Pentingnya persaudaraan ini adalah mendorong seorang muslim untuk tidak mengalami hambatan psikologis apabila mengutip pendapat atau pemikiiran orang lain karena kebenaran itu selalu bersifat universal. Dalam kaitan itulah kebenaran Hadis Rasul: khudz al hikmata min ayi wi’ain kaharajat artinya ambillah ilmu itu dari karung siapapun ia keluarnya.
     Ketiga karakter di atas lalu kemudian membentuk landasan peradaban Islam yaitu stabilitas sosial berdasar kesamaan iman serta semangat persaudaraan dengan semua umat manusia; kesejahteraan sosial melalui kemajuan di bidang ekonomi; dan peningkatan wawasan ilmu pengetahuan akibat dari meningkatnya kebutuhan primer masyarakat dari kebutuhan sandang, pangan dan papan menjadi kebutuhan spiritual dan ilmu pengetahuan. Memajukan peradaban menjadi titik simpul bertemunya tida pranata sosial yaitu istana sebagai penggagas kebudayaan; ilmuwan sebagai penggerak kebudayaan dan sikap masyarakat yang terbuka, akomodatif dan berorientasi ke masa depan.
2. Landasan Tasawuf
      a. Robbaniyyah
         Allah Swt merupakan Robbul alamin disebut juga dgn Rabbun nas dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adl Robbaniyyah itu artinya bahwa Islam merupakan agama yg bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya dalam kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara berdasarkan wahyu yg diturunkan kepadanya Allah berfirman dalam Surah An-Najm 3-4 yg artinya “Dan tiadalah yg diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yg diwahyukan .”
         Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr 9 yg artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
          Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb dgn segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yg rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yg datang dari Allah Swt Allah berfirman dalam Surah Al-Imran 79 yg artinya “Tidak wajar bagi manusia yg Allah berikan kepadanya Al kitab hikmah dan kenabian lalu dia berkata kepada manusia ‘hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah’ tapi dia berkata ‘hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani krn kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya.”
      b. Insaniyyah
        Islam merupakan agama yg diturunkan utk manusia krn itu Islam merupakan satu-satunya agama yg cocok dgn fitrah manusia. Pada dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yg bertentangan dgn jiwa manusia. Seks misalnya merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan karenanya Islam tidak melarang manusia utk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dgn ajaran Islam itu sendiri.
        Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan utk cinta pada harta tahta wanita dan segala hal yg bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus diatur keseimbangannya dgn keni’matan ukhrawi Allah berfirman dalam Surah Al-Qashash 77 yg artinya “Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan .”
     c. Syumuliyah
       Islam merupakan agama yg lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.
         Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yg rasional dan mudah diamalkan tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dgn metodologi yg islami. Karena itu di dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya. Dengan demikian segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam Allah berfirman dalam Surah An-Nahl 89 yg artinya “Dan Kami turunkan kepadamu al kitab utk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yg berserah diri.”
      d. Al Waqi’iyyah
         Karakteristik lain dari ajaran Islam adl al waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dgn kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat dan sebagainya.
         Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dgn realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yg mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti Islam agama yg tidak takut dgn kemajuan zaman.
      e. Al Wasathiyah
          Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada yg lbh mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yg lbh menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adl ummatan wasathan umat yg seimbang dalam beramal baik yg menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.
         Manusia memang membutuhkan konsep agama yg seimbang hal ini krn tawazun merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam gelap dan terang hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya banyak agama yg menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yg menganggap tuhan sebagai sesuatu yg abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka bahkan cenderung ada yg tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yg ada namun adanya tidak bisa dilihat dgn mata kepala kita keberadaannya bisa dibuktikan dgn adanya alam semesta ini yg konkrit maka ini merupakan konsep ketuhanan yg seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti peribadatan akhlak hukum dan sebagainya.
       f. Al Wudhuh
         Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yg jelas . Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.
         Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yg mantap seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dgn baik dan mampu membedakan antara yg haq dgn yg bathil begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yg serba jelas apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
     g. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah
         Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dgn yg fleksibel . Yang dimaksud dgn yg permanen adl hal-hal yg tidak bisa diganggu gugat dia mesti begitu misalnya shalat lima waktu yg mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yg bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dgn duduk atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’ dan diqashar dan bila tidak ada air atau dgn sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dgn tayamum.
         Ini berarti secara prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan namun dalam pelaksanaannya bisa saja disesuaikan dgn situasi dan konsidinya ini bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak tapi yg fleksibel adl teknis pelaksanaannya.
 Thanks
Jgn lupa saran dan ide bersifat membangun. ok

1 comment:

Dunia Dakwah said...

Assalamu'alaikum

Subhanallah saya dapat wawasan baru tentang islam dan sangat bermanfaat, terimakasih telah berbagi ilmu, khusunya tentang karakter ajaran agama islam, salam ukhuwah wahai saudaraku.

Followers