Social Icons

Kontribusi Psikologi dalam Pengembangan Kurikulum

Untuk lebih jelas dan terarah dalam mendeskripsikan tentang pengembangan kurikulum (curriculum development) perlu kita memberi batasan yang sama terkait dengan istilah kurikulum, rekayasa kurikulum, dan kurikulum implentasi. Ketidaksamaan dalam memberikan batasan terhadap istilah-istilah tersebut akan berdampak kabur untuk mengaitkan dan mengkaji kontribusinya antara beberapa disiplin ilmu ( filsafat, psikologi, sosiologi) ke dalam kegiatan pengembangan kurikulum.


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20/2003 Pasal 1 Ayat 19). Rekayasa kurikulum mencakup semua proses dan kegiatan untuk menjadikan suatu sistem kurikulum berfungsi dalam sistem persekolahan (Reksoatmodjo, 2010 : 89).

Sedangkan sistem kurikulum adalah suatu sistem untuk pengambilan tindakan atau keputusan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem berarti : pada tahap masukan (input data) mengacu pada sumber-sumber kewenangan, sumber-sumber pemikiran baru, dan panduan-panduan umum untuk menjalankan fungsi-fungsi kurikulum. Fungsi dari masukan sistem kurikulum untuk memberikan panduan; pada tahap proses adalah penerapan kurikulum serta kewenangan untuk memelihara kurikulum agar sistem persekolahan berjalan seperti yang diharapkan; dan pada output (lulusan), hasil dari suatu sistem kurikulum yang direncanakan. Sedangkan pengembangan kurikulum adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan kurikulum implemtatif yang cocok dengan jenjang dan jenis persekolahan.

Model Konsep Kurikulum meliputi:
1.      Kurikulum Subyek Akademik
  1. Merupakan model yang paling tua, sejak sekolah yang pertama berdiri
  2. Menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber pada disiplin ilmu
  3. Penyusunannya relatif mudah, dapat digabungkan dengan model yang lain
  4. Fungsi pendidikan adalah mewariskan pengetahuan, teknologi dan nilai budaya masa lalu pada generasi baru
  5. Belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya
  6. Guru adalah penyampai materi pelajaran yg memegang peran sentral sehingga harus mengetahui semua pengetahuan yang menjadi isi kurikulum
  7. Pendidikan lebih bersifat intelektual

2.      Kurikulum Humanistik
  1. Menekankan pengembangan kepribadian siswa secara utuh dan seimbang antara intelektual, afektif dan psikomotor
  2. Pengembangan potensi siswa dengan memperhatikan minat dan kebutuhan siswa
  3. Pembelajaran berpusat pada siswa
  4. Pembelajaran moral, sosial dan afektif mendapat perhatian utama
  5. Pendidikan merupakan upaya utk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab, sehingga anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya
  6. Tujuan pembelajaran adalah memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan

3.      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
  1. Lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah yg dihadapi dalam masyarakat
  2. Pendidikan bukan upaya sendiri tetapi merupakan kegiatan bersama, berinteraksi, kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
  3. Menghadapkan siswa pada tantangan, gangguan, ancaman , hambatan yang dihadapi manusia
  4. Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah sosial yang mendesak
  5. Pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda dimana masalah merupakan tema utama yg berada di pusat roda

4.      Kurikulum Kompetensi
  1. Menekankan pada isi kurikulum tetapi ditujukan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi
  2. Kompetensi yang besar diurai menjadi kompetensi yang lebih khusus sehingga menjadi perilaku yang dapat diamati dan diukur
  3. Kurikulum ditunjang oleh penggunaan media atau alat bantu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi walau tidak mutlak
  4. Tujuan diarahkan pada kemampuan akademik, vocasional, pribadi yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi
  5.  Setiap siswa harus menguasai kompetensi dengan tuntas baik secara individual maupun kelompok
  6. Siswa dapat segera mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari secaea serius
  7. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir pelajaran maupun akhir unit/semester.

Catatan:
  1. Tahapan pengembangan kurikulum: perencanaan, penyusunan dokumen kurikulum, adopsi, implementasi, institusionalized, dan evaluasi.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum: politis, kesatuan dan identitas nasional, ekonomi, agama, dan perkembangan iptek.
  3. Kelompok yang mempengaruhi konsep kurikulum yg digunakan: pimpinan politik, keagamaan, kementerian pendidikan, guru dan sekolah serta kelompok bisnis dan pekerja.
  4. Tingkatan dalam pengembangan kurikulum: Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional (Pusat-Provinsi-Kab/Kota), Pengembangan Kurikulum Tingkat Sekolah (Guru, Kepala Sekolah, Orangtua Murid, Masyarakat Setempat), Pengembangan Kurikulum Tingkat Kelas (guru dengan panduan dari sekolah, ujian nasional).




Mksh !!!

No comments:

Followers