Social Icons

Teori Motivasi Berprestasi


Pada tahun 1953, David C.M. McClelland dkk, dalam bukunya yang berjudul The Achievement Motive mengemukakan bahwa orang yang berambisi dan bekerja keras untuk mencapai sukses. Beberapa ahli menginterpretasikan bahwa ambisi dalam situasi yang wajar dapat dihubungkan dengan bertujuan mencapai prestasi. Sebaliknya, ada juga orang yang tidak berambisi untuk mencapai sukses dan bekerja semampunya.
Menurut McClelland dan Atkinson (1948), motivasi yang paling penting untuk psikologi pendidikan ialah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Contoh, (French, 1956) untuk memilih teman kerja yang cocok dalam mengerjakan tugas yang sulit, siswa yang termotivasi untuk berprestasi cenderung akan memilih teman yang baik dan rajin dalam melakukan tugas. Sedangkan siswa yang termotivasi suka bergabung atau afiliasi (yang mengekspresikan kebutuhannya untuk dicintai dan diterima) mungkin akan lebih memilih teman yang bersahabat dan penuh kehangatan. 

Dengan demikian, kebutuhan untuk berprestasi didorong oleh pengalaman sukses yakni siswa yang termotivasi untuk mencapai prestasi dan berharap sukses, sekalipun hasilnya mereka gagal, mereka akan selalu berusaha lebih keras lagi sampai mereka mencapai kesuksesan yang diinginkan (Weiner, 1980). Dan sebaliknya ada juga siswa yang mengalami kegagalan akan cenderung kehilangan motivasi.

Eksplanasi terhadap sukses dan gagal; Teori Atribusi
Teori atribusi merupakan suatu penjelasan tentang motivasi yang memusatkan pada bagaimana orang menjelaskan sebab kesuksesan dan kegagalan mereka. Pada teori ini menjelaskan penyebab sukses dan gagal dalam prestasi yaitu karena kemampuan, usaha, tugas yang sulit, dan keberuntungan atau nasib.
Tabel.
Atribusi untuk Kesuksesan dan Kegagalan
Teori atribusi menggambarkan dan menyarankan implikasi dari penjelasan orang-orang akan kesuksesan dan kegagalan mereka.
Locus of control
Stabil
Stabil
Tidak Stabil
Internal
Sukses
Gagal
Kemampuan
“Saya pandai”
“Saya bodoh”
Usaha
“Saya berusaha keras”
“Saya tidak berusaha”
Eksternal
Sukses
Gagal
Tugas yang sulit
“Tugas itu mudah”
“tugas itu sangat sulit”
Keberuntungan/Nasib
“Saya beruntung/nasib baik”
“Saya tidak beruntung/nasib saya sedang sial”
Sumber: diadaptasi dari Weiner, 1979 (Sri Esti W.D, 2009).

Cara memotivasi yang terbaik bagi guru ialah mengomunikasikan kepada siswa-siswanya bahwa semua siswa dapat melakukan tugas dengan baik jika berusaha dan tekun belajar.tekankan kalau siswa sukses itu bukan semata-mata karena siswa tersebut cerdas saja tetapi ada factor usaha keras mereka. Jika siswa sukses karena nilainya tinggi, mereka diberi hadiah, dan yang mendapat nilai rendah dihibur bahwa sebetulnya mereka juga bias sukses, tetapi mungkin kurang dalam berusaha. Motivasi seperti ini lebih baik bagi siswa daripada menekankan akan kemampuan itu sendiri.


No comments:

Followers