Banyak di kalangan muslim para teolog yang kaya dengan wawasan ilmu dan filsafat. Para ilmuwan yang lebih berkonsentrasi dengan ilmu tertentu, dan para filosofi yang selain menekuni berbagai bidang ilmu juga filsafat, para filosofi muslim yang dibicarakan disini adalah al-Kindi, al-Farabi, al-Razi, Ikwan al-Safa, Ibnu Maskwaih, Ibnu Sina, Al-Gazali. Berikut biografi dan beberapa pokok pikiran mereka:
1. Al-Kindi
Nama lengkapnya Abu Yusuf, Ya’kub Ibnu Ishak al-Sabban, Ibnu Imron Ibnu al-Asha’ath, ibnu Kays, Al-Kindi, beliau bisa disebut Ya’kub, lahir pada tahun 185 H, tentang filsafat al-KIndi memandang bahwa filsfat haruslah diterima sebagai bagian dari peradaban Islam, karena kedudukan filsafat penting. Tentang alam Al-Kindi mengatakan bahwa alam ini adalah illat-Nya. Alam itu tidak mempunyai asal. Kemudian menjadi ada karena diciptakan, mengenai Tuhan al-Kindi mengatakan bahwa Tuhan adalah wujud yang hak (benar).
2. Al-Farabi
Abu Nashr Muhammad al-Farabi lahir di Wasir, suatu desa di farab, khurasan, pada tahun 257 H (870 M). ia berasal dari Turki dan orang tuanya adalah seorang jendral. Menurut al-Farabi filsafat mencakup matematika, dan matematika bercabang pada ilmu-ilmu lain, sebagian ilmu itu berlanjut pada metafisika, mengenai Tuhan ia mengatakan bahwa Tuhan adalah wujud yang sempurna, ada tanpa suatu sebab kalauada sebab baginya, maka adanya Tuhan tidak sempurna lagi.
Thanks
Tentang penciptaan alam al-farabi cenderung memahami bahwa alam tercipta melalui emanasi.
3. AL-razi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria al-Razi, hidup pada 250 – 313 H / 864 – 925 M. ia lahir, dewas, dan wafat di Ray, dekat teneran Persia, tentang pemikirannya al-Razi membahas maslah metafisika, yaitu tentang lima prinsip kekal. Yaitu, Tuhan, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolut, dan Zaman Absolut. Tentang Tuhan ia mengatakan Tuhan menciptakan manusia dengan substansi ketuhanan-Nya.
4. Ikhwan Al-Safa
Setelah wafatnya al-Farabi, muncullah kalangan kelompok muslim yang menamai diri mereka dengan nama ikhwan al-safa, yang berarti saudara-saudara (yang mementingkan) kesucian (batin atau jiwa), mereka berhasil menghasilkan karya ensiklopedis tentang ilmu pengetahuan dan filsafat yang dikenal dengan judul “Rasail Ikhwan al-Safa”. Identitas pemuka mereka tidak terang karena mereka bersama anggota mereka memang merahasiakan diri, ikhwan al-Safa membagi pengetahuan menjadi tiga kelompok yaitu: Pengetahuan adab/sastra, pengetahuan syari’ah, pengetahuan filafat. Dan filsafat terbagi menjadi empat bagian yaitu: pengetahuan matematika, logika, fisika, dan pengetahuan ilahiah/metafisika. Filsafat mempunyai tiga taraf. (1) taraf permulaan, (2) taraf pertengahan, (3) taraf akhir.
5. Ibnu Maskawaih
Ibnu Maskawaih dilahirkan di Ray, nama lengkapnya abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih, ia belajar dan mematangkan pengetahuannya di Baghdad, untuk membuktikan adanya tuhan ibnu maskawaih mengatakan pembukaan Tuhan dengan pengenalan, tidak melalui rasio, tentang jiwa dan akhlak dalam mukadimah karya tulisnya “Tahzib al-Aklak” ia mengatakan bahwa tujuan untuk menulis itu agar kita berhasil membangun bagi jiwa-jiwa kitasuatu akhlak. Dengan akhlak itu muncul perbuatan yang indah.
6. Ibnu Sina
Ar-Rais al-Husain bin Abdullah bin Ali Al-Hamadi, dilahirkan pada tahun 980 M disebuah desa bernama afshanah. Ibnu Sina adlah filosof dan ahli kedokteran muslim paling populer sampai saat ini sebagai metafisikus Islam ibnu sina berpendapat bahwa antara jiwa dan badan memiliki perbedaan. Ibnu Sina berpendapat bahwa jiwaadalah wujud raham, ia juga membagi tiga macam jiwa di bumi yaitu (1) jiwatumbuh-tumbuhan, (2) jiwa binatang, (3) jiwa manusia.
7. Al-Ghazali
Al-Gazali hdu dari tahun 450 H / 105 M sampai tahun 505 H / 1111 M. ia lahir di desa Gazaleh dekat tus, di Baghdad ia berupaya memahami filsafat dan ia pun menunjukkan pemahamannya tentang menulis buku, “Maqasid al-Falasifah”ia lahir di desa Gazaleh dekat tus, di Baghdad ia berupaya memahami filsafat dan ia pun menunjukkan pemahamannya tentang menulis buku, “Maqasid al-Falasifah” serta kemudian menunjukkan kemampuannya mengkritik argumen-argumen kaum filosofi. Tiga pendapat filosofi-filosof muslim yang dikufurkan al-Gazali yang tertuang dalam bukunya “tahafut al-Falasifah”, yakni pendapat bahwa alam itu azali atau qadim, pendapat bahwa Tuhan tidak mengetahui juz’iyyat, lalu ia juga mengkufurkan paham yang mengingkari adanya kebangkitan tubuh di akhirat.
A. Al-Kindi
Nama lengkap Abu Yusuf, Ya’kub Ibnu Ishak Al-Sabbah, Ibnu Imran, Ibnu Al-Asha’ath, Ibnu Kays, Al-Kindi. Belilau biasa disebut Ya’kub. Lahir pada tahun 185 H (805 M) di Kufah. Al-Kindi berasal dari suku Arab y terpandang dan memainkan peran utama dalam dunia pemikiran Islam.
Al-Kindi memulai pelajarannya di Kufah, kemudian di Basrah, dan Baqhdad, Ibn Al-Nadim seorang pustakawa yang terpercaya menyebutkan adanya 242 buah karya al-Kindi dalam bidang logika, metafisika, aritmatika, falak, musik, astrologi, geometri, kedokteran, politik dan sebagainya.
Tentang filsfat al-Kindi memandang bahwa filsafat haruslah diterima sebagai bagian dari peradaban Islam. Ia berupaya menunjukkan bahwa filsafat dan agama merupakan dua barang yang bisa serasi, ia menegaskan pentingnya kedudukan filsfat dengan menyatakan bahwa aktifitas filsafat yang definisi nya adalah mengetahui hakikat sesuatu sejauh bata kemampuan manusia dan tugas filosof adalah mendapatkan kebenaran tentang alam al-Kindi mengatakan bahwa alam in adalah illat-Nya. Alam itutidak mempunyai asal, kemudian menjadi ada karena diciptakan Tuhan. Al-Kindi juga menegaskan mengenai hakikat Tuhan, Tuhan adalah wujud yang hak (benar) yang bukan asalnya tidak ada menjadi ada, ia selalu mustahil tidak ada, jadi Tuhan adalah wujud yang sempurna yang tidak didahului oleh wujud yang lain.
B. Al-Farabi
Abu Nashr Muhammad al-Farabi lahir di wasij, suatu desa di Farab (Transoxania), Khorasan, pada 257 H (870 M). ia berasal dari Turki dan orang tuannya adalah seorang jendral. Ia sendiri pernah menjadi hakim dari farab ia pernah ke Baghdad, pusat ilmu pengetahuan waktu itu, di sana iadi sana ia belajar pda abu Bishr matta bin Yunus, dan tinggal di Baghdad selama 20 tahun, kemudian ia pindah ke Alleppo dan tinggal di Istana Saif ad-Daulah guna memusatkan perhatian pda ilmu pengetahuan di filsafat.
Bagi al-Farabi, filafat mencakup matematika, dan matematika bercabang pada ilmu-ilmu lain, sebagaimana ilmu itu berlanjut pda metafisika. Menurut al-farabi bagian metafisika ini secara lengkap dipaparkan oleh aristoteles dalam metaphysics yang sering juga diacu dalam sumber-sumber Arab sebagai “book of letters”, karya ini terdiri atas bagian utama yaitu:
- Menelaah yang ada jauh keberadaannya atas ontologi
- Menelaah beberapa kaidah pembuktian yang umum dalam logika, matematika dan fisika, atas epistimologi
- Menelaah apa dan bagaimana “substansi-substansi mujarad (immaterial) yang berjenjang ini menanjak dari yang terendah sampai ke yang tinggi dan berpuncak pada wujud yang sempurna. Dan tak ada yang lebih sempurna dari apa yang telah ada.
Tuhan adalah wujud yang sempurna, ada tanpa suatu sebab, kalau ada sebab baginya, maka adanya Tuhan tidak sempurna lagi. Berarti adanya Tuhan bergantung kepada sebab yang lain, karena itu ia adalah substansi yang azali, yang ada dari semula dan selalu ada, substansi itu sendiri telah cukup jadi sebab bagi keabadian wujudnya. Al-Farabi dalam metafisika nya tentang ketuhanan hendak menunjukkan keesaan Tuhan, juga dijelaskan pula mengenai kesatuan antra sifat dan zat (substansi) Tuhan, sifat Tuhan tidak berbeda dari zat Nya, karena Tuhan adalah tunggal. Tentang penciptaan alam al-farabi cenderung memahami bahwa alam tercipta melalu proses emanasi sejak zaman azali, sehingga tergambar bahwa penciptaan alam oleh Tuhan, dari tidakada menjadi ada, menuut al-Fdarabi, hanya Tuhan saja yang ada dengan sendirinya tanpa sebab dari luar dirinya. Karena itu ia disebut wajb al-Wujjud u zatih.
Thanks
1 comment:
Islam pernah jaya pada abad pertengahan tapi sekarang, islam sudah hampir terpuruk karena ulah tangan2 para penjahat berseragam,,,,
Post a Comment